HAI's


Epidemiologi

KejadianHAIpertama kali dilaporkan oleh Ignas Semmelweis (1840) yang
kemudian menekankan tentang pentingnya cuci tangan dalam mencegah infeksi
pascapartum pada ibu yang melahirkan. Pada masa itu, penyebab utama HAI adalah
Streptococcus grup A. Lima puluh – 60 tahun kemudian, pola kuman HAI
didominasi oleh S.aureus tipe faga 94/96. Pada tahun 1970-an penyebab HAI
terbanyak adalah P.aeruginosa dan enterobacteriaceae. Penggunaan rutin sefalosporin
padadekadeselanjutnya(1980–1990) meningkatkankolonisasimethicillinresistant
S. aureus (MRSA) dan vancomycin resistant enterococcus (VRE). Setelah tahun
1990 penyebab utamaHAIadalah gram positif : S.aureus, CoNS (coagulase negative
staphylococcus), enterococcus dan gram negatif: E.coli, P.aeruginosa, Enterobacter
spp,K.pnemonia (5).
Sebaran fokus dan pola kuman HAI pada pasien pediatri berbeda dengan
pasien dewasa, antara lain disebabkan perbedaan umur yang membawa implikasi
pada kematangan sistem imun dan organ lainnya, serta ada tidaknya kelainan
bawaan(2,).

1. Sebaran FokusHAI
Padapasien dewasafokusINterbanyakadalahinfeksisalurankemih(ISK)
yang mencapai 42% (4).Pada pasien neonatus, bayi <12 bulan sampai anak < 5 tahun,
dan anak >12 tahun, Infeksi aliran darah primer( b l o o d s t r e a m i n f e c ti o n s = B S I )
merupakan penyebab terbanyak (25 – 34%), disusul pnemonia (18 – 21%) dan ISK
(12–22%)(8). Pada anak 5 – 12 tahun, fokus HAI berturut-turut adalah pnemonia
(26%), septikemia (21%), dan ISK (17%). Fokus infeksi yang lain adalah infeksi
saluran napas bawah nonpnemonia, infeksi daerah operasi (IDO), infeksi
gastrointestinal, mata-telinga-hidung-tenggorokan (MTHT), kulit, jaringan lunak,
sertainfeksikardiovaskuler(9,10).

2. S e b a r a n P o l a K u m a n
Data yang diperoleh dari National Nosocomial Infection
Surveillance di Amerika Serikat antara 1992 – 1997 mendapatkan bahwa patogen
penyebab IN pada pasien pediatri juga berbeda dari pasien dewasa. CoNS (38%) dan
kumanbatanggramnegatifaerob,terutamaEnterobacter(25%)merupakanpenyebab
utama septikemia nosokomial. Patogen terbanyak pada pnemonia adalah
P.aeruginosa (21,3%) dan S.aureus (6,9%). ISK nosokomial paling banyak
disebabkan oleh E.coli (19%), C.albicans (14,3%), dan P.aeruginosa (13,1%).
Penyebab terbanyak infeksi daerah operasi (IDO) adalah S.aureus (20,2%) dan
P.aeruginosa (14,5%). Jamur dan virus merupakan penyebab terbanyak ke-3 dan ke-4
infeksisalurannapas bawahnonpnemonia(masing-masing12,2%dan10,1%)(9,10).
Pada pasien neonatus, CoNS merupakan penyebab terbanyak
septikemia (48,3%). K.pnemonia (20%) dan E.cloacae (15%) merupakan penyebab
terbanyakpnemonia;dan E.colisebagaipenyebabterbanyakISK(41%)(8,11).
Patogenesisdan Faktor RisikoInfeksiNosokomial
Terjadinya HAI didahului oleh terbentuknya kolonisasi kuman pada
kulit, saluran cerna, saluran napas, dan saluran kemih penderita. Kuman yang
mengkolonisasi dapat eksogen (berasal dari lingkungan tempat penderita
dirawat) atau endogen (berasal dari tubuh penderita sendiri) (4). Pada penderita
dengan penyakit berat atau depresi sistem imun, kolonisasi ini dapat terjadi
dengansangatcepathanyadalambeberapajamsetelahpenderitamulaidirawat.
Beberapa keadaan mempermudah invasi patogen yang telah
mengkolonisasitersebut,yang padadasarnyadapatdigolongkanmenjadi:
a. iatrogenic : prosedur invasif (misalnya intubasi, kateter
intravaskular, kateterisasi urin), penggunaan dan profilaksis antibiotik
secara luas, terapi imunosupresan, nutrisi parenteral, ventilasi mekanik,
trakeostomi
b.organisasional : sistem pengatur udara, sistem air, pengaturan
ruangan, rasio perawat : pasien, penyediaan tenaga khusus pengendalian
HAIditiapruang,
c. faktor pasien : derajat berat penyakit, adanya syok pada saat
masukdanselama perawatan,umur,lamaperawatan,kelainanbawaan
Kuman yang menginfeksi dapat berasal dari tubuh penderita tersebut,
atau dapat pula berasal dari penderita lain yang ditransmisikan melalui tangan
petugas. Oleh karena itu prosedur cuci tangan merupakan bagian penting dalam
pengendalian infeksi nosokomial. Transmisi dapat pula terjadi melalui air,
makanan, udara, alat-alat, sehingga pengendalian infeksi nosokomial
membutuhkan membutuhkan partisipasi dari banyak pihak terkait(10). Gentile A
dkk. (2001)(12) melaporkan program pengendalian infeksi nosokomial pada anak
yang unik di Argentina, yaitu dengan melibatkan dan mengedukasi orang tua
penderita; ternyata menurunkan kejadian infeksi nosokomial sampai lima kali
lebihkecildibandingkanbilatanpamelibatkanorangtuapenderita

source : mikrobiologi.fkunissula.ac.id

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Gal's

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger